Rabu

Kompor dan pupuk gratis


Mengoptimalkan sumber daya secara alami dapat bermanfaat secara langsung pada penghematan uang ataupun sumber daya alam tak terbaharukan. Penggunaan bio-digester secara langsung dapat memberikan banyak nilai tambah. Selain dari hasil peternakan (susu, daging) kotoran yang dihasilkan oleh ternak dapat secara langsung dimanfaatkan menjadi bahan yang berekonomis tinggi.


Gas dari bio digester dapat dimanfaatkan untuk menjadi bahan baku kompor untuk kebutuhan memasak sehari-hari. Cairannya yang telah melalui proses juga dapat dimanfaatkan menjadi pupuk yang bermanfaat bagi tanaman (pohon, buah, dan sayur).
Dari beberapa riset saat ini juga dikembangkan pemanfaatkan bio gas ini untuk pembangkit listrik dengan modifikasi generator bensin. Semoga kedepan semakin banyak teknologi yang dapat diaplikasikan bagi kemajuan pertanian Indonesia.

Minggu

Zainal Gani : Dokter yang Memilih Menjadi Petani Kayu Modern


Zainal Gani : Dokter yang Memilih Menjadi Petani Kayu Modern

MALANG, Juni 2010 – Ini adalah karya seumur hidup, kisah seorang dokter yang mengembangkan hutan rakyat di daerah Situbondo, Jawa Timur.

Kecintaan dokter Zainal Gani di bidang pertanian sudah dimulai sejak tahun 80-an. Beliau pernah mengelola sebuah kebun jeruk di wilayah kabupaten Malang hingga seluas 5 hektar. Setelah lahan digunakan untuk wilayah pengembangan Rumah Sederhana, beliau memindahkan lahannya ke Asembagus, Situbondo.

Dr. Zainal Gani, pensiunan kepala RS Bersalin Kota Malang menemukan kelebihan alam yang dimiliki daerah Asembagus Situbondo untuk dapat dikembangkan sebagai area pertanian. “Asembagoes memiliki intensitas matahari hingga lebih dari 12 jam sehari dan air tersedia sepanjang tahun memiliki anugrah luar biasa dari Allah SWT”, cerita beliau.
Lahan seluas 10 hektar di Situbondo tersebut awalnya di gunakan untuk kebun anggur dan belimbing. Hingga suatu saat muncul inspirasi untuk menaman pohon-pohon. Diawali dengan menanam pohon mindi di tahun 2000, dan telah dipanen dalam jangka waktu 5-6 tahun. Melalui berbagai riset dan penelitian, pada tahun 2009, dokter Zainal Gani memilih menanam pohon gamelina (Gmalina arborea).

Gamelina atau yang dikenal dengan nama Jati putih ini paling cocok ditanam di Asembagus karena ketahanan akan lahan kering cukup tinggi dan memiliki nilai ekonomis yang baik. Dalam jangka waktu 3-4 tahun pohon gamelina dapat mencapai tinggi 10 meter dengan diameter 15-20 cm. Kayu gamelina berkarakter keras dan berat menyerupai jati dengan warna terang, sehingga cocok untuk digunakan sebagai furniture, kusen, hingga daun pintu. Harga pasar kayu ini berkisar 3 jutaan per meter kubik.

Penanaman pohon gamelina di lahan ini di menggunakan konsep berwawasan lingkungan, mengubah lahan kering menjadi hijau. Penanaman dilakukan dengan jarak 2 x 2 meter. Areal bibit juga digali dengan ukuran 40 x 40 cm, lalu diisi media tanam terbaik. Rata-rata dalam 1 hektar dapat ditanam pohon sebanyak 2000 batang.

Dalam waktu 8 bulan gamelina di lahan ini sudah mencapai 6-7 meter dengan diameter 8 cm. Pohon gamelina juga memiliki kemampuan regenerasi yang baik. Sehingga ketika di tebang pohon ini dapat kembali mengeluarkan tunas berkualitas baik untuk dapat dibesarkan kembali.
Teknologi juga diaplikasikan pada lahan kayu tersebut. Di area kebun seluas hampir 40 hektar ini telah terpasang system pengairan yang terpusat di tandon utama yang letaknya diatas bukit. Sistem pengairan menggunakan pipa PVC pada jalur utama lahan, sehingga memungkinkan setiap pohon disiram setiap harinya. Tandon juga bermanfaat untuk proses pemupukan yang diberikan setiap minggu.

Untuk memenuhi kebutuhan pupuk maka di aplikasikan Bio-degester. Selain organic bahan pupuk dari bio degester diperoleh secara gratis memanfaatkan kotoran dari ternak (sapi atau kambing). Bio degester juga menghasilkan gas yang dapat digunakan untuk memasak ataupun pembangkit listrik. Ampas dari bio degester juga sangat baik untuk digunakan campuran media tanaman.

Di sekitar area tersebut juga dibuat kebun sayuran. Penanaman sayuran dilakukan di sekitaran halaman dapat dikonsumsi setiap hari dan ditambahkan kandang ayam ataupun kolam lele sebagai sumber protein. Hutan rakyat milik dokter Zainal Gani ini juga telah banyak mendapat perhatian masyarakat sekitar. Hingga beberapa masyarakat terinspirasi dan melakukan penanaman pohon mulai dari halaman rumah hingga di kebun.

Jika anda ingin mengetahui lebih jauh tentang konsep dan pengembangan hutan berwawasan lingkungan di Situbondo, Jawa Timur, dapat menghubungi :
Blog : http://pohonbagoes.blogspot.com/
Telepon : 0812 3536 872 (annas ahmad) / 021 92620320
Email : annas.ahm@gmail.com

Sabtu

Panen Belimbing 100 kg per hari


Dari kebun belimbing 1 hektar saat ini sudah mampu menghasilkan buah yang dapat di panen secara rutin sekitar 100 kg per hari. Dari hasil tersebut saat ini telah terserap langsung dari kios yang dibuat di depan kebun ataupun diambil oleh para pedagang lokal.

Harga yang saat ini berlaku sekitar 6000 - 7000 rupiah per kg. Untuk harga di supermarket belimbing berkisar antara 12000 -14000 rupiah per kg.

Kamis

Tinggi 4 meter dalam 4 bulan


Umur 4 bulan, ketinggian pohon gamelina sudah sekitar 4 meter hingga pucuk daun teratas. Semoga perkembangan gamelina ini sesuai dengan harapan. Teknik pemupukan secara sentral memberikan dampak signifikan terhadap perkembangan pohon.

Perkembangan Gamelina Januari 2010

Memasuki tahun 2010, lahan yang sudah tertanam hampir mencapai 20 an hektar. Penanaman gamelina ini dibuat dengan jarak sekitar 2x2 sehingga untuk 1 hektarnya dapat ditanam 2000 an pohon. Memasuki bulan ke 3 tinggi gamelina sudah lebih dari 3 meter.

Perlu diperhatikan juga untuk teknik penanaman juga sangat diperhatikan. Lubang yang dibuat harus memadai dan diberikan media tanam terbaik.



Infrastruktur kebun kayu gamelina

Dilokasi ini akan dibangun infrastruktur untuk dapat ditanami pohon gamelina dan dibuat system pengairan yang terpadu. Pengairan dibuat dengan mempersiapkan instalasi listrik untuk pompa air dan tandon air yang digunakan untuk pengairan lahan. Lokasi tandon air telah dibuat di lokasi yang tinggi, sehingga untuk proses penyiraman cukup dengan menggunakan sistem gravitasi. Areal ini juga telah dibuat bio-degester dari kotoran sapi, sehingga nutrisi tanah bisa dibuat secara organik langsung di lokasi.

Lahan kering di Asembagus, Situbondo

Foto diambil pada tanggal 10 November 2009

Inilah gambaran lokasi lahan yang akan ditanami pohon gamelina. Sebelumnya lokasi ini ditanami pohon anggur.

Gmelina arborea

Gmelina arborea, (In English Beechwood, Gmelina, Goomar teak, Kashmir tree, Malay beechwood, White teak, Vemane[1] ), locally known as Gamhar, is a fast growing deciduous tree, occurring naturally throughout greater part of India at altitudes up to 1500 meters. It also occurs naturally in Myanmar, Thailand, Laos, Cambodia, Vietnam, and in southern provinces of China, and has been planted extensively in Sierra Leone, Nigeria, Malaysia, and on experimental basis in other countries as well. It is also planted in gardens and avenues.

Gmelina arborea
is a fast growing tree, mali which though grows on different localities and prefers moist fertile valleys with 750-4500 mm rainfall. It does not thrive on ill-drained soils and remains stunted on dry, sandy or poor soils; drought also reduces it to a shrubby form.

The Gmelina arborea tree attains moderate to large height up to 30 m with girth of 1.2 to 4 a chlorophyll layer just under the outer bark, pale yellow white inside.

Gmelina arborea wood is pale yellow to cream coloured or plukish-buff when fresh, turning yellowish brown on exposure and is soft to moderately hard, light to moderately heavy, lustrous when fresh, usually straight to irregular or rarely wavy grained and medium course textured. Flowering takes place during February to April when the tree is more or less leafless whereas fruiting starts from May onwards up to June.

This tree is commonly planted as a garden and an avenue tree; growing in villages along agricultural land and on village community lands and wastelands. It is light demander, tolerant of excessive drought, but moderately frost hardy. It has good capacity to recover from frost injury. Gamhar trees coppices very well with vigorous growth. Saplings and young plants need protection from deer and cattle.

In India, Gmelina arborea occurs extensively from the Ravi eastwards in the sub-Himalayan tracts, common throughout Assam and adjoining areas of Northern West Bengal, also in South Bihar and Orissa, sporadically found in western and southern India and planted elsewhere on a large scale. Gamhar most commonly occurs in West Bengal forests in mixed forests.

Gmelina arborea timber is reasonably strong for its weight. It is used in constructions, furniture, carriages, sports, musical instruments and artificial limbs. Once seasoned, it is a very steady timber and moderately resistant to decay and ranges from very resistant to moderately resistant to termites.

Its timber is highly esteemed for door and window panels, joinery and furniture especially for drawers, wardrobes, cupboards, kitchen and camp furniture, and musical instruments because of its lightweight, stability and durability. It is also used for bentwood articles. In boat building it is used for decking and for oars. Gmelina arborea is a popular timber for picture and slate frames, turnery articles and various types of brush backs, brush handles and toys also for handles of chisels, files, saws, screw drivers, sickles etc. The wood is also used for manufacturing tea chests and general purpose plywood, blackboards, frame core and cross bands of flushdoor shutters. In the instrument industry gambhar timber is widely employed for the manufacture of drawing boards, plane tables, instrument boxes, thermometer scales and cheaper grade metric scales. It is also used in artificial limbs, carriages and bobbins. It is an approved timber for handles of tennis rackets, frames and reinforcements of carom boards and packing cases and crates. Gamhar is used in papermaking and matchwood industry too.

Gmelina arborea leaves are considered good for cattle (crude protein – 11.9%) and are also used as a feed to eri-silkworm.

The root and bark of Gmelina arborea are stomachic, galactagogue laxative and anthelmintic; improve appetite, useful in hallucination, piles, abdominal pains, burning sensations, fevers, 'tridosha' and urinary discharge. Leaf paste is applied to relieve headache and juice is used as wash for ulcers.

Flowers are sweet, cooling, bitter, acrid and astringent. They are useful in leprosy and blood diseases.

In Ayurveda, it has been observed that Gamhar fruit is acrid, sour, bitter, sweet, cooling, diuretic tonic, aphrodisiac, alternative astringent to the bowels, promote growth of hairs, useful in 'vata', thirst, anaemia, leprosy, ulcers and vaginal discharge.

The plant is recommended in combination with other drugs for the treatment of snakebite and scorpion sting. In snakebite a decoction of the root and bark is given internally.

Sumber : wikipedia

Bibit Pohon Gamelina

Gamelina secara tradisional telah banyak ditanam di wilayah Asembagus Situbondo. Berikut gambaran bibit gamelina ( gmelina arborea ) yang mulai di tanam Oktober 2009



Artikel Terkait :
Infrastruktur kebun kayu gamelina