Minggu

Zainal Gani : Dokter yang Memilih Menjadi Petani Kayu Modern


Zainal Gani : Dokter yang Memilih Menjadi Petani Kayu Modern

MALANG, Juni 2010 – Ini adalah karya seumur hidup, kisah seorang dokter yang mengembangkan hutan rakyat di daerah Situbondo, Jawa Timur.

Kecintaan dokter Zainal Gani di bidang pertanian sudah dimulai sejak tahun 80-an. Beliau pernah mengelola sebuah kebun jeruk di wilayah kabupaten Malang hingga seluas 5 hektar. Setelah lahan digunakan untuk wilayah pengembangan Rumah Sederhana, beliau memindahkan lahannya ke Asembagus, Situbondo.

Dr. Zainal Gani, pensiunan kepala RS Bersalin Kota Malang menemukan kelebihan alam yang dimiliki daerah Asembagus Situbondo untuk dapat dikembangkan sebagai area pertanian. “Asembagoes memiliki intensitas matahari hingga lebih dari 12 jam sehari dan air tersedia sepanjang tahun memiliki anugrah luar biasa dari Allah SWT”, cerita beliau.
Lahan seluas 10 hektar di Situbondo tersebut awalnya di gunakan untuk kebun anggur dan belimbing. Hingga suatu saat muncul inspirasi untuk menaman pohon-pohon. Diawali dengan menanam pohon mindi di tahun 2000, dan telah dipanen dalam jangka waktu 5-6 tahun. Melalui berbagai riset dan penelitian, pada tahun 2009, dokter Zainal Gani memilih menanam pohon gamelina (Gmalina arborea).

Gamelina atau yang dikenal dengan nama Jati putih ini paling cocok ditanam di Asembagus karena ketahanan akan lahan kering cukup tinggi dan memiliki nilai ekonomis yang baik. Dalam jangka waktu 3-4 tahun pohon gamelina dapat mencapai tinggi 10 meter dengan diameter 15-20 cm. Kayu gamelina berkarakter keras dan berat menyerupai jati dengan warna terang, sehingga cocok untuk digunakan sebagai furniture, kusen, hingga daun pintu. Harga pasar kayu ini berkisar 3 jutaan per meter kubik.

Penanaman pohon gamelina di lahan ini di menggunakan konsep berwawasan lingkungan, mengubah lahan kering menjadi hijau. Penanaman dilakukan dengan jarak 2 x 2 meter. Areal bibit juga digali dengan ukuran 40 x 40 cm, lalu diisi media tanam terbaik. Rata-rata dalam 1 hektar dapat ditanam pohon sebanyak 2000 batang.

Dalam waktu 8 bulan gamelina di lahan ini sudah mencapai 6-7 meter dengan diameter 8 cm. Pohon gamelina juga memiliki kemampuan regenerasi yang baik. Sehingga ketika di tebang pohon ini dapat kembali mengeluarkan tunas berkualitas baik untuk dapat dibesarkan kembali.
Teknologi juga diaplikasikan pada lahan kayu tersebut. Di area kebun seluas hampir 40 hektar ini telah terpasang system pengairan yang terpusat di tandon utama yang letaknya diatas bukit. Sistem pengairan menggunakan pipa PVC pada jalur utama lahan, sehingga memungkinkan setiap pohon disiram setiap harinya. Tandon juga bermanfaat untuk proses pemupukan yang diberikan setiap minggu.

Untuk memenuhi kebutuhan pupuk maka di aplikasikan Bio-degester. Selain organic bahan pupuk dari bio degester diperoleh secara gratis memanfaatkan kotoran dari ternak (sapi atau kambing). Bio degester juga menghasilkan gas yang dapat digunakan untuk memasak ataupun pembangkit listrik. Ampas dari bio degester juga sangat baik untuk digunakan campuran media tanaman.

Di sekitar area tersebut juga dibuat kebun sayuran. Penanaman sayuran dilakukan di sekitaran halaman dapat dikonsumsi setiap hari dan ditambahkan kandang ayam ataupun kolam lele sebagai sumber protein. Hutan rakyat milik dokter Zainal Gani ini juga telah banyak mendapat perhatian masyarakat sekitar. Hingga beberapa masyarakat terinspirasi dan melakukan penanaman pohon mulai dari halaman rumah hingga di kebun.

Jika anda ingin mengetahui lebih jauh tentang konsep dan pengembangan hutan berwawasan lingkungan di Situbondo, Jawa Timur, dapat menghubungi :
Blog : http://pohonbagoes.blogspot.com/
Telepon : 0812 3536 872 (annas ahmad) / 021 92620320
Email : annas.ahm@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar